Saturday, 26 October 2013

Secuil rasa


Yang kupunya saat ini hanya seuntai rindu,
entah apakah bisa kau rajut menjadi helai demi helai kasih sayang,
untuk sekedar kau jadikan sebuah rajutan cinta.
Pada kau,

yang mencuri pena semua pujangga,
memaksanya menuliskan sajak paling getir,
menyayat hati.
keberanianku tak bersisa,
habis dilumat cahaya mata milikmu.
maka, keberanianku hanya merindu.
seperti saat ini,
pulang kembali aku pada mimpi,
yang tak lelah mencumbuku sehabis malam.
Sementara sekeping hati yang tertitipkan ini,
tak jua luruh ditelan hari.
Tapi sudahlah,
setelah kau buat lemas sendi-sendi tulangku dengan senyummu,
aku hanya ingin senyum itu terus hiasi parasmu,
dengan, atau tanpa rinduku.. 

-kamar mimpi-

10 comments:

Tanti said...

Kalau nggak salah memaknainya, ini puisi bercerita tentang seseorang yang nggak berani menyatakan rasa cintanya, trus akhirnya cuma memendam rindu diam-diam.
Galau banget pasti orang itu. :(

Syam said...

Ngg.. Anu.. Sebaiknya ga usah ditanggapi terlalu serius. Bwahahaha :v

Tanti said...

Aku juga cuma iseng aja kok. :p

argo said...

ijik doyan puisi to, brur?

diozcempluk said...

ahhhhh aku rasa kau hanya butuh kebranian, supaya tak hanya merasakan untaiannya, jangan hanya secuil, tapi biarlah kau rengkuh semua...

Syam said...

@tanti: isengnya ga berhadiah lho. gwaenchana?

Syam said...

@dwi: ora doyan sih, tapi nek ono yo tak pangan. lha..

Syam said...

@dioz: tapi.. tapi,, tapi,, *ngeftivi

Tanti said...

Gwaenchana aja sih. Ning endi puisi barunya? Aku udah dua kali ke sini, belum diposting juga. :O

Syam said...

Iya, puisinya masih malu2 buat nongol. hehe. tunggu saja tanggal mainnya :v