![]() |
picture from: mimesisproject.blogspot.com |
Sejak Argo pergi ke dunia lain, eh.. daerah lain, band kami pun hampir bisa dikatakan bubar. Yah, bagaimana lagi, seorang drummer memang yang paling vital dalam sebuah band. Sama vitalnya dengan vokalis, gitaris, dan pencolek bass (bilang aja semuanya penting! Hahaha).
Sejak awal memang Argo
sudah mewanti-wanti kalau ia tak bisa selamanya bergabung, namun tetap saja
saat ia meninggalkan kami, aku tak rela, seperti Cinta yang tak rela Rangga
meninggalkannya di bandara untuk pergi ke Amerika. Yah, untung saja si Argo
pamitnya ga pakai ciuman segala kaya Rangga n Cinta itu..
Lalu band kami pun
kolaps. Band ini awalnya kami rencanakan untuk setidaknya sesekali bisa
menampilkan karya kami, entah itu di radio, di playlistnya Indo**maret atau
Alfa**mart, distro2, atau syukur2 bisa jadi soundtrack sinetron G30 S PKI the
series. Hahaha. Namun belumlah itu tercapai, kini sudah harus terpisah-pisah
seperti ini. Bagai badai yang tak berlalu, setelah Argo, menyusullah Toriq,
pencolek bass kami yang harus meninggal.. (..kan kami). Ia harus melanjutkan
studi di dunia lain pula.
Tinggallah Sam, Alden,
n Yudhit. Nama yang disebut terakhir pun sudah terlalu sibuk dengan dunianya
kini. Haruskah band kami mati bahkan sebelum hidup? Adilkah ini, (tanpa
mengurangi rasa hormat kami) sebuah band bernama Kangen band yang kemampuannya
pas2an bisa melejit di blantika music, sedangkan kami yang dibekali skill dan
kemampuan yang… pas2an juga tak sempat sedikit saja mencicipi dunia music yang
sangat kami cintai ini? (woi, kalo kemampuannya sama pas2annya, ngapain lo
banding2in bandmu sama Kangen band?!) ya map, ya setidaknya vokalis kami
ganteng lah.. (lo mau bilang vokalis Kangen band jelek? Doi nikah berkali2 tuh,
lha kamu..?!) oke.. sudah.. sudah.. hari ini cuacanya cerah ya?
–siul2-
Kuputar lagi lagu2
band kami yang sudah sempat kami rekam.. hmm.. sebenarnya materi kami lumayan,
sayang belum sempat diaransemen sedemikian rupa (kami butuh gitaris pengisi
lead juga sebenarnya), dan yang paling disayangkan ya kenapa kami sudah harus
kolaps seperti ini. Kami kan kasihan pada penikmat music Indonesia, belum pernah
mendengarkan karya2 kami. Hahaha.
Tapi kami sebelumnya
telah sepakat ga akan coba2 menguploadnya ke youtube. Selain takut terkenal
instan (ingat, segala sesuatu yang instan itu ga bagus.. ya kecuali Instan
Nuraini :’D), kami juga takut kalo suatu saat kami bikin album udah pada bosen
ma lagu kami. Weheheh.
Duileh..emang kalo
diupload bakal bikin terkenal? Iya donk, kan rencananya mau dibikin video klip
nampilin salah satu personil kami maen keyboard sambil topless, salto, dan sesekali
bilang wowowo uwouwo uyee. Apa ga menarik tuh?

Toriq sebenarnya masih
sesekali bergabung untuk setidaknya having fun melakukan jamm session (duile,
opo kuwi).. namun rupanya kesibukannya sebagai guru silat (sebenarnya emboh)
membuatnya tak bisa lagi aktif sebagai musisi (mari kita sebut saja sebagai
tua, tak berdaya, dan tak berkarya,,).
Sedangkan kini kami semakin termakan usia (sebenarnya belum tua sih, tapi ya makin dewasa makin banyak yang harus dipikirkan -ngeles-). Sekarang memang band seolah sudah mati (atau beneran sudah mati?). Mimesis, filosofi kami yang "kembali ke alam" haruskah diartikan sebagai "kembali ke saat kami belum lahir"? Sedih memang..
Namun jika kami boleh jujur pada diri sendiri, mungkin memang masih ada semangat untuk kembali mendayung perahu bernama Mimesis ini, yah..setidaknya untuk melampaui satu atau dua pulau. Hanya saja kini kami memang terpisah pulau itu, bagaimana kami bisa mendayung bersama? Maka, kembali ke alam adalah filosofi yang akan diartikan sebagai mengalir seperti air.. Jika aliran air memang searah dengan apa yang kami tuju, tentu perahu ini akan resmi berlayar lagi.
Namun jika kami boleh jujur pada diri sendiri, mungkin memang masih ada semangat untuk kembali mendayung perahu bernama Mimesis ini, yah..setidaknya untuk melampaui satu atau dua pulau. Hanya saja kini kami memang terpisah pulau itu, bagaimana kami bisa mendayung bersama? Maka, kembali ke alam adalah filosofi yang akan diartikan sebagai mengalir seperti air.. Jika aliran air memang searah dengan apa yang kami tuju, tentu perahu ini akan resmi berlayar lagi.
2 comments:
wuakakkaakaaa..... ria jenaka. Aku seperti melihat album kenangan masa laluku yang sudah berdebu namun tetap lekat di hati.
thx, bro... blogmu membuatku kembali ke alam (gaib).
Ria Jenaka? acara di TVRI jaman kapan tuh. dasar wong jadul! anyway, you're welcome
Post a Comment