Monday 4 March 2013

Kelompok musik itu bernama Mimesis


picture from: mimesisproject.blogspot.com

Sejak Argo pergi ke dunia lain, eh.. daerah lain, band kami pun hampir bisa dikatakan bubar. Yah, bagaimana lagi, seorang drummer memang yang paling vital dalam sebuah band. Sama vitalnya dengan vokalis, gitaris, dan pencolek bass (bilang aja semuanya penting! Hahaha).

Sejak awal memang Argo sudah mewanti-wanti kalau ia tak bisa selamanya bergabung, namun tetap saja saat ia meninggalkan kami, aku tak rela, seperti Cinta yang tak rela Rangga meninggalkannya di bandara untuk pergi ke Amerika. Yah, untung saja si Argo pamitnya ga pakai ciuman segala kaya Rangga n Cinta itu..

Lalu band kami pun kolaps. Band ini awalnya kami rencanakan untuk setidaknya sesekali bisa menampilkan karya kami, entah itu di radio, di playlistnya Indo**maret atau Alfa**mart, distro2, atau syukur2 bisa jadi soundtrack sinetron G30 S PKI the series. Hahaha. Namun belumlah itu tercapai, kini sudah harus terpisah-pisah seperti ini. Bagai badai yang tak berlalu, setelah Argo, menyusullah Toriq, pencolek bass kami yang harus meninggal.. (..kan kami). Ia harus melanjutkan studi di dunia lain pula.

Tinggallah Sam, Alden, n Yudhit. Nama yang disebut terakhir pun sudah terlalu sibuk dengan dunianya kini. Haruskah band kami mati bahkan sebelum hidup? Adilkah ini, (tanpa mengurangi rasa hormat kami) sebuah band bernama Kangen band yang kemampuannya pas2an bisa melejit di blantika music, sedangkan kami yang dibekali skill dan kemampuan yang… pas2an juga tak sempat sedikit saja mencicipi dunia music yang sangat kami cintai ini? (woi, kalo kemampuannya sama pas2annya, ngapain lo banding2in bandmu sama Kangen band?!) ya map, ya setidaknya vokalis kami ganteng lah.. (lo mau bilang vokalis Kangen band jelek? Doi nikah berkali2 tuh, lha kamu..?!) oke.. sudah.. sudah.. hari ini cuacanya cerah ya? –siul2-

Kuputar lagi lagu2 band kami yang sudah sempat kami rekam.. hmm.. sebenarnya materi kami lumayan, sayang belum sempat diaransemen sedemikian rupa (kami butuh gitaris pengisi lead juga sebenarnya), dan yang paling disayangkan ya kenapa kami sudah harus kolaps seperti ini. Kami kan kasihan pada penikmat music Indonesia, belum pernah mendengarkan karya2 kami. Hahaha.

Tapi kami sebelumnya telah sepakat ga akan coba2 menguploadnya ke youtube. Selain takut terkenal instan (ingat, segala sesuatu yang instan itu ga bagus.. ya kecuali Instan Nuraini :’D), kami juga takut kalo suatu saat kami bikin album udah pada bosen ma lagu kami. Weheheh.
Duileh..emang kalo diupload bakal bikin terkenal? Iya donk, kan rencananya mau dibikin video klip nampilin salah satu personil kami maen keyboard sambil topless, salto, dan sesekali bilang wowowo uwouwo uyee. Apa ga menarik tuh?

Kami (baca: Sam n Alden) sebenarnya beberapa kali telah (istilah kerennya) mengaudisi beberapa orang untuk mengisi pulsa, ehh.. posisi drummer (maaf, maklum..jualan pulsa) namun belum ada yang bisa menyatu dengan kami seperti Argo (Go, rajin mandi ya, sempaknya dicuci jangan gantinya seminggu sekali). Begitu susahnya mencari sahabat yang ngeklik dalam semua hal yah. Makanya, kalo ada sahabat yang seperti itu, jangan disia2kan, porotin terus dompetnya! Ehh..

Toriq sebenarnya masih sesekali bergabung untuk setidaknya having fun melakukan jamm session (duile, opo kuwi).. namun rupanya kesibukannya sebagai guru silat (sebenarnya emboh) membuatnya tak bisa lagi aktif sebagai musisi (mari kita sebut saja sebagai tua, tak berdaya, dan tak berkarya,,).

Sedangkan kini kami semakin termakan usia (sebenarnya belum tua sih, tapi ya makin dewasa makin banyak yang harus dipikirkan -ngeles-). Sekarang memang band seolah sudah mati (atau beneran sudah mati?). Mimesis, filosofi kami yang "kembali ke alam" haruskah diartikan sebagai "kembali ke saat kami belum lahir"? Sedih memang..

Namun jika kami boleh jujur pada diri sendiri, mungkin memang masih ada semangat untuk kembali mendayung perahu bernama Mimesis ini, yah..setidaknya untuk melampaui satu atau dua pulau. Hanya saja kini kami memang terpisah pulau itu, bagaimana kami bisa mendayung bersama? Maka, kembali ke alam adalah filosofi yang akan diartikan sebagai mengalir seperti air.. Jika aliran air memang searah dengan apa yang kami tuju, tentu perahu ini akan resmi berlayar lagi.

 

2 comments:

argo said...

wuakakkaakaaa..... ria jenaka. Aku seperti melihat album kenangan masa laluku yang sudah berdebu namun tetap lekat di hati.
thx, bro... blogmu membuatku kembali ke alam (gaib).

Syam said...

Ria Jenaka? acara di TVRI jaman kapan tuh. dasar wong jadul! anyway, you're welcome